Minggu, 20 Juli 2014

Pajak Kawat Tanjungbalai Dalam Gambar

PAJAK KAWAT TANJUNGBALAI 


Pasar adalah tempat bertemunya antara penjual dengan segala barang dagangannya dan pembeli yang akan mencari keperluan serta kebutuhannya. Pasar dalam masyarakat Tanjungbalai disebut dengan "pajak".

Salah satu pasar di Tanjungbalai yang populer di masyarakatnya adalah "Pajak Kawat", terletak di Jalan Veteran Tanjungbalai setelah pangkal jembatan Sungai Silau. Pajak Kawat Tanjungbalai dibangun pada masa Pemerintahan Hindia Belanda (awal abad 20, sekitar tahun 1920an). Di pasar ini dijual segala kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat Tanjungbalai dan sekitarnya (Teluk Nibung, Bagan Asahan, Sei. Kepayang, Air Joman, dll). Pedagangnya sejak dahulu adalah masyarakat Batak Toba dan Karo, sebagian kecil suku Minangkabau. Disamping itu ada juga suku Jawa yang tinggal di luar Tanjungbalai sebagai penggalas, membawa sayuran dan buah-buahan hasil tanamannya untuk dijual kepada pedagang-pedagang di Pajak Kawat ini.

Dari para masyarakat pendatang itulah kemudian mewarnai komposisi masyarakat Tanjungbalai sekarang disamping suku aslinya Melayu dan Batak Melayu (Pardembanan). Sementara itu suku Mandailing yang masuk ke daerah ini awalnya adalah perantau-perantau yang mencari lapangan pekerjaan disini dan ada juga karena ditempatkan atau bertugas disini, seperti guru, para medis, TNI/Polri, PNS dan Karyawan Swasta.


Gambar sekitar Pajak Kawat Tanjungbalai tempo doeloe (1938)

Keterangan gambar :
1. Bangsal
2. Jembatan Sei. Silau
3. Pajak Kawat
4. Pajak Ikan
5. Komplek pertokoan

Pajak Kawat Tanjungbalai (1925)


Coba bandingkan dengan Pasar Sambu (Sentral Medan) gambar di bawah ini pada masa yang sama



Tidak ada komentar:

Posting Komentar