SS. Dengki Kawasan Rawan Kebakaran di Tanjungbalai
Sebanyak 180 rumah warga di Jalan Rukun, Linkungan V, Kelurahan Kuala
Silau Bestari Kampung Persatuan SS Dengki, Kecamatan Tanjung Balai
Utara, ludes terbakar, pada hari Minggu 26 Januari 2014 sekitar pukul 06.30 WIB. Peristiwa
kebakaran dahsyat itu seketika membuat Kota Tanjung Balai menjadi lautan
api langit.
Rumah warga yang terbakar tersebut sebagian besar
adalah rumah panggung yang kontruksinya terbuat dari kayu. Api yang yang
berkobar dari salah satu rumah semakin cepat menjalar ke rumah warga
lainnya karena juga dipengaruhi tiupan angin kencang.
Sekitar 7
unit mobil
pemadam kebakaran, TNI, Polri dan personil Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Tanjung Balai diturunkan untuk memadamkan api. Sulitnya
medan yang ditempuh ditambah rumah yang terbuat dari kayu dan berada di
tepi sungai membuat petugas pemadam sulit untuk menjinakkan api.
Warga yang rumahnya terbakar menjadi
panik.
Sebagian mereka berusaha untuk menyelamatkan keluarganya dan
mengangkat perabotan rumahnya ke lokasi yang lebih aman. Bahkan sebagian
menjerit dan menangis ditengah-tengah kobaran api yang semakin membesar
Asal api menurut masyarakat yang menyaksikan diduga
berasal dari rumah kontrakkan Haji Wahid/Ramli. Api lantas cepat
membesar dan menjilati rumah warga lainnya. Meskipun saat itu, sejumlah
warga sudah berusaha untuk memadamkan api namun belum membuahkan hasil.
Syahrial Ahyar Tanjung, korban kebakaran lainnya mengatakan akibat
kejadian tersebut dirinya tidak bisa menyelamatkan harta benda. Meskipun
begitu, dirinya sempat menghimbau dan memberitahukan pada tetangga
tetangganya, agar menyelamatkan keluarga terutama dan surat surat
berharga lainnya seperti izajah dan lainnya
"Penyebab kebakaran belum diketahui dari mana, namun asal api diduga
dari rumah sewa milik haji Wahid / Ramli, namun kalau rumah yang musnah
dilalap sijago merah kurang lebih ratusan rumah, dari 250 KK jumlah
penghuni di lingkungan V, kelurahan Kuala Silo Bestari,Kecamatan
TB-Utara,’’ujarnya.
Syahrial berharap, agar masyarakat sabar dan tabah serta tawakal,
karena dibalik kejadian kebakaran ini pasti ada hikmah. Ia juga meminta
Pemko Tanjung Balai segera dapat memberikan bantuan kepada korban
kebakaran yang saat ini sangat membutuhkan seperti mendirikan
posko-posko bantuan.
Menurut Hasan (32), saksi mata mengatakan jilatan api sangat cepat merembet ke rumah-rumah warga.
Dirinya sangat kecewa dengan petugas pemadam yang terkesan lambat
dalam menangani musibah kebakaran tersebut. ‘’Api sudah menjalar
kemana-mana, namun petugas baru datang, saya tidak mengerti kenapa
seperti itu,’’katanya.
Di lokasi yang sama, Kepling Lingkungan V, Mhd Zul Hidayat mengaku,
belum mengetahui secara pesti penyebab kebaran, namun menurut warga asal
api diduga dari rumah sewa milik H Abdul Wahid yang dihuni Nur Hayati.
"Korban kebakaran diperkirakan kurang lebih 175 KK. Kita belum dapat
mendata berapa warga yang menjadi korban kebakaran, dan masih
berkoordinasi dengan Pihak Pemko Tanjung Balai terkait bantuan untuk
musibah",terangnya.
Sementara, Kapolres Tanjungbalai AKBP ML Hutagaol didampingi Kapolsek
TB-Utara AKP Budi Ginting melalui Kanit Reskrim mengatakan belum bisa
memastikan asal api dan penyebab kebakaran yang terbesar di kota Tanjung
Balai. Peristwia kebakaran ini masih dalam penyidikan aparat
kepolisian.
Dalam kesempatan itu Dandim 0208 Asahan Letkol Inf Mhd Ayub
didampingi Mayor Gupuh S dan Serma Hasan mengatakan, saat mendengar
kebakaran pihaknya memerintahkan anggota untuk mengekoalisir api untuk
membantu masyarakat dan membantu memadamkan api.
M Ayub juga telah memerintahkan anggota untuk tetap berada dilokasi
kebakaran, untuk pengamanan dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan dan oknumyang mencari keuntungan seperti melakukan pencurian
dan sebagainya. ‘’Kita juga berkoordinasi dengan Pemko dan Pemkab, untuk
mendirikan posko posko bagi korban,’’katanya.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota
Tanjungbalai Mahdin Siregar melalui Kabid Rekontruksi Sofyan ST
mengatakan, sebanyak 7 unit mobil kebakaran, 1 unit becak dan 1 ambulan,
diturunkan dalam membantu korban kebakaran,
‘’Kita mendapat telepon dari masayarakat sekitar pukul 07.00 WIB, api
dapat dipadamkan sekitar pukul 09.30 Wib atau sekitar 3 jam lebih
kemudian. Selain itu, eorang korban kebakaran dibawa, kerumah sakit umum
daerah Tengku Mansyur akibat, stroke,karena petugas agak kewalahan
memadamkan api dikarena rumah penghuni yang padat penduduk, terbuat dari
papan. Faktor alam seperti angin kencang, serta jalanan yang sempit dan
warga yang berduyun ingin melihat kejadian tersebut hingga menyulitkan
petugas bekerja,’’ ujarnya.
Sofyan juga menghimbau, dengan kejadian ini, hendaknya masyarakat
lebih berhati hati, dan menjaga hal yang dapat menyebabkan bahaya
kebakaran. ‘’Juga dapat memperhatikan alat listrik dan kompor atau lain
sebagainya yang dapat berakibat fatal bagi diri kita dan orang lain,’’
pungkasnya.
SS Dengki adalah sebuah kawasan di Tanjungbalai yang di sisi Timur, Utara, dan Baratnya di kelilingi oleh sungai, yaitu Sungai Tualang Raso di sisi Barat dan Sungai Asahan di sisi Timur dan Utara. Keadaan ini membuat di kawasan itu angin berembus relatif kencang.
Rumah-rumah penduduk di kawasan itu juga banyak yang berkonstruksi papan dan jaraknya sangat berdekatan, malah banyak yang saling bergandeng satu sama lainnya terutama rumah-rumah para nelayan yang berada di bibir sungai.
Sejak tahun 1970an sampai sekarang sudah beberapa kali terjadi kebakaran besar di kawasan ini, namun hal ini belum menjadi perhatian yang serius dari Pemerintah Daerah setempat, terutama dalam penyusunan rencana pembangunannya untuk mengatasi permaslahan tersebut.
SS Dengki adalah nama yang populer di Tanjungbalai, namun sejak era Walikota Tanjungbalai dr. Sutrisno Hadi, SpOG dirobah menjadi Kampung Persatuan. Menurut penulis (Drs. Harunsyah, M.AP) SS Dengki berawal dari penyebutan SS. Denki. Denki (bhs. Jepang) yang artinya "listrik" sementara SS adalah singkatan dari Jawatan atau Perusahaan yang mengelola listrik pada era pendudukan Jepang di Tanjungbalai kala itu. Pada sekitar tahun 1945 mendarat sebuah kapal genset Jepang SS. Denki yang dikawal kapal-kapal perang Jepang di kawasan ini untuk mensuplai listrik bagi kebutuhan penjajah Jepang, instansi swasta, perusahaan-perusahaan yang ada di Tanjungbalai.
Sejak saat itu kawasan ini disebut masyarakat dengan SS. Dengki.