Kamis, 24 Juli 2014

Mengelola Wisata Bahari Tanjungbalai


PENATAAN SISI SUNGAI ASAHAN DAN SUNGAI SILAU DI TANJUNGBALAI



Sebelum dibangunnya Jembatan Tabayang yang menghubungkan Kota Tanjungbalai dan Kecamatan Sungai Kepayang Kabupaten Asahan, di sungai ini dahulunya pernah beroperasi "Sampan Kotak" sebagai moda angkutan air di Tanjungbalai.







Matinya usaha transporatsi air tradisional ini sudah tentu menghilangkan sebagian lapangan pekerjaan bagi masyarakat Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan.

Bila Pemerintah Kota bijak seharusnya kedua sungai yaitu Sungai Asahan dan Sungai Silau yang mengelilingi Kota Tanjungbalai dapat diberdayakan sebagai kawasan wisata bahari. Sarana-sarana pariwisata perlu dibangun dan ditata baik seperti :
  • Menjaga kebersihan sepanjang aliran Sungai Silau dan Sungai Asahan sampai bermuara ke Selat Malaka
  • Menata dan menjaga keindahan pesisir pantai di sepanjang Sungai Silau dan Sungai Asahan dengan penghijauan dan taman-taman
  • Mengeruk kedua Sungai ini dari sedimen lumpur dan pasir yang menimbulkan pendangkalan
  • Meregulasi kembali tentang izin Galian C di Sungai Silau
  • Memberikan pinjaman lunak dan bantuan bergulir kepada masyarakat untuk mendukung sektor pariwisata ini
  • Membangun di bantaran Sungai Asahan dan Sungai Silau tangkahan-tangkahan tradisional yang berfungsi pula sebagai tempat pertemuan (meeting), restoran, tempat bermain anak, dan hiburan
  • Memberikan sosialisasi kepada masyarakat

Minggu, 20 Juli 2014

Pajak Kawat Tanjungbalai Dalam Gambar

PAJAK KAWAT TANJUNGBALAI 


Pasar adalah tempat bertemunya antara penjual dengan segala barang dagangannya dan pembeli yang akan mencari keperluan serta kebutuhannya. Pasar dalam masyarakat Tanjungbalai disebut dengan "pajak".

Salah satu pasar di Tanjungbalai yang populer di masyarakatnya adalah "Pajak Kawat", terletak di Jalan Veteran Tanjungbalai setelah pangkal jembatan Sungai Silau. Pajak Kawat Tanjungbalai dibangun pada masa Pemerintahan Hindia Belanda (awal abad 20, sekitar tahun 1920an). Di pasar ini dijual segala kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat Tanjungbalai dan sekitarnya (Teluk Nibung, Bagan Asahan, Sei. Kepayang, Air Joman, dll). Pedagangnya sejak dahulu adalah masyarakat Batak Toba dan Karo, sebagian kecil suku Minangkabau. Disamping itu ada juga suku Jawa yang tinggal di luar Tanjungbalai sebagai penggalas, membawa sayuran dan buah-buahan hasil tanamannya untuk dijual kepada pedagang-pedagang di Pajak Kawat ini.

Dari para masyarakat pendatang itulah kemudian mewarnai komposisi masyarakat Tanjungbalai sekarang disamping suku aslinya Melayu dan Batak Melayu (Pardembanan). Sementara itu suku Mandailing yang masuk ke daerah ini awalnya adalah perantau-perantau yang mencari lapangan pekerjaan disini dan ada juga karena ditempatkan atau bertugas disini, seperti guru, para medis, TNI/Polri, PNS dan Karyawan Swasta.


Gambar sekitar Pajak Kawat Tanjungbalai tempo doeloe (1938)

Keterangan gambar :
1. Bangsal
2. Jembatan Sei. Silau
3. Pajak Kawat
4. Pajak Ikan
5. Komplek pertokoan

Pajak Kawat Tanjungbalai (1925)


Coba bandingkan dengan Pasar Sambu (Sentral Medan) gambar di bawah ini pada masa yang sama



Kamis, 17 Juli 2014

SMA Negeri 1 Tanjungbalai



SEJARAH SINGKAT SMA NEGERI 1 TANJUNGBALAI


Pada tahun 1919, AMS (Algemeene Middelbare School) pertama dibuka pemerintah Hindia Belanda berlokasi di Yogyakarta. Saat itu terdapat dua jenis sekolah menengah umum yaitu HBS (Hogere Burger School) dengan masa pendidikannya selama 5 tahun (sama seperti penggabungan SMP dan SMA sekarang) dan AMS (bagi lulusan MULO, setingkat SD). Selain itu ada juga sekolah menengah setingkat HBS seperti Gymnasium dan Lyceum.
Sistem pendidikan ini bertahan hingga tahun 1942 sampai masuknya masa pendudukan Jepang dimulai, di mana kemudian jenjang sekolah menengah atas disebut dengan Sekolah Menengah Tinggi (SMT).

Pada tahun 1945  masa Proklamasi Kemerdekaan R.I, SMT berubah menjadi Sekolah Menengah Oemoem Atas (SMOA) pada tanggal 13 Maret 1946 di Jakarta menempati Gedung PSKD di Jalan Diponegoro di Salemba.
Pada tahun 1950  masa Republik Indonesia Serikat dari SMOA kemudian berubah nama menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dikategorikan menjadi tiga bagian yakni:
  1. SMA A (Bahasa)
  2. SMA B (Ilmu Pasti dan Ilmu Alam)
  3. SMA C (Ilmu Sosial)
Pada tahun 1960-an sistem tersebut diubah, semua SMA membuka beberapa jurusan sekaligus baik bagian A (Bahasa), B (Ilmu Pasti dan Ilmu Alam), maupun C (Ilmu Sosial).
Pada tahun 1980-an sistem penjurusan di SMA diubah lagi, menjadi A1 (Fisika), A2 (Biologi), A3 (Sosial).
Pada tahun ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004 dari SMA berubah menjadi Sekolah Menengah Umum (SMU).
Pada tahun ajaran 2004/2005 dari SMU kembali berubah menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA).

Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah sejak tahun 2001 seluruh SMA di Indonesia yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta dimana yang sebelumnya berada di bawah kewenangan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui Kanwil-Kanwilnya di Provinsi kini menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Kementerian Pendidikan R.I hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, SMA Negeri merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Desentralisasi mulai berjalan lebih baik dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana sejumlah kewenangan telah diserahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melakukan kreasi, inovasi, dan improvisasi dalam upaya pembangunan daerahnya, termasuk juga dalam bidang pendidikan. Desentralisasi pendidikan secara resmi dimulai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun  2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

SMA Negeri 1 merupakan sekolah yang tertua di Kota Tanjungbalai dan berdiri sejak tahun 1958, tepatnya pada 22 Agustus 1958 awalnya berbentuk yayasan. Sejak tahun 1960 beralih menjadi Sekolah Negeri dengan nama SMA Negeri 110 untuk Wilayah Sumatera Utara.

SMA Negeri 1 Tanjungbalai berada di Jalan Letjen. M. T. Haryono Nomor 10, Kelurahan Karya, Kecamatan Tanjungbalai Selatan Kota Tanjungbalai (Selat Lancang) KODE POS : 31213 TELEPON : (0623) 92451

SMA Negeri 1 sekarang telah menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN) pada tahun 2009

N IS : 30.1.07.04.16.002
STATUS SEKOLAH : NO. 0422/C/1977 TGL.26-09-1977

Rabu, 16 Juli 2014

RBT di Tanjungbalai

TANJUNGBALAI MEMPOPULERKAN RBT DI SUMUT

Ojek adalah transportasi umum informal di Indonesia berupa sepeda motor atau sepeda, namun lebih lazim berupa sepeda motor. Disebut informal karena keberadaannya tidak diakui pemerintah dan tidak ada izin untuk pengoperasiannya. Penumpang biasanya satu orang namun kadang bisa berdua. Dengan harga yang ditentukan dengan tawar menawar dengan sopirnya dahulu setelah itu sang sopir akan mengantar ke tujuan yang diinginkan penumpangnya. 

Ojek atau RBT sebenarnya merupakan alternatif transportasi kota yang dilanda macet sepanjang hari. Selain itu dapat menjangkau daerah-daerah dengan gang-gang yang sempit dan sulit dilalui oleh mobil. Biasanya mereka mangkal di persimpangan jalan yang ramai, atau di jalan masuk kawasan permukiman. Sejak krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998, profesi ojek menjadi favorit bagi para pengangguran akibat PHK ataupunkesulitan lapangan kerja pada masa itu. Ditambah lagi dengan suburnya industri sepeda motor di Indonesia dari masuknya motor impor Tiongkok, Korea, maupun ATPM yang telah memiliki pabrik di Indonesia. Kalau di Jawa mereka yang memberi jasa seperti ini disebut ojek, yang berasal dari kata “ngobjek”. Di Jakarta jenis ojek sepeda lebih dulu ada, yakni sejak sekitar tahun '60-'70an, ojek sepeda tidak banyak berkembang. Akan tetapi di sekitar Jakarta Kota dan Tanjung Priok masih banyak ojek sepeda yang beroperasi hingga kini, walaupun hanya berjarak pendek. Ketika sepeda motor mulai banyak, para “pembanting tulang” ini beralih dari sepeda ke sepeda motor.
Ojek dapat pula ditemukan di beberapa negara lain di luar Indonesia, termasuk India, Thailand, dan Britania Raya. Berbeda dengan Indonesia, layanan ojek di negara-negara tersebut ada yang merupakan layanan transportasi umum resmi.

RBT sendiri pada awalnya adalah singkatan dari Rakyat Banting Tulang. Kota Tanjungbalai di era tujuh puluhan pertama kali mempopulerkan istilah ini bagi penarik ojek, akhirnya akrab ditelinga masyarakat terutama di Sumatera Utara, Aceh dan Riau. Di sana mulanya sejumlah orang menggunakan sepeda motor untuk antar jemput penumpang terutama dari pusat kota ke Pelabuhan Teluk Nibung dan Bagan Asahan. Pada masa itu angkutan umum di daerah ini masih berupa oplet (bus penumpang tua yang baknya terbuat dari kayu) dengan nama KAAT (Koperasi Angkutan Asahan Tanjungbalai), taksi tua merk Chevrolet dan beca dayung. Lama kelamaan angkutan resmi oplet dan taksi itu habis dengan sendirinya termakan usia karena tak pernah diremajakan, begitu pula tidak adanya dukungan dari Pemerintah Daerah terhadap usaha moda angkutan umum ini, kecuali menggantinya dengan angkutan umum sejenis sudako. 


Sejenis taksi yg dulu beroperasi trayek Tanjungbalai-Bagan Asahan


Mungkin para remaja Tanjungbalai dan Asahan sekarang tidak banyak yang tahu bahwa di daerahnya dulu ada angkutan umum berupa bus dan taksi yang menghubungkan  Tanjungbalai dengan daerah-daerah Kabupaten Asahan waktu itu (sebelum pemekaran) seperti Sei. Merbau, Teluk Nibung, Simpang Pematang, Sei. Apung, Asahan Mati dan Bagan Asahan. Begitu pula beca dayung yang terlindas persaingan dengan maraknya angkutan RBT sebelum tergerus juga dengan masuknya angkutan betor (beca bermotor).

Sejenis Angkutan Umum yang telah punah

Sejenis Bus KAAT dulu (menghidupkan mesinnya dengan diengkol)
Beca Dayung yg hampir hilang terlindas zaman


Para penarik RBT ini biasanya mangkal di sekitar Jalan Gereja ujung (pangkal jembatan Sei. Silau), di seputaran terminal angkutan umum Tanjungbalai-Bagan Asahan, Pelabuhan Teluk Nibung, dan Pekan Bagan Asahan. Dengan matinya beca dayung di Kota ini, pangkalan RBT kemudian berkembang ke Stasiun Kereta Api, Jl. SM. Raja, Tangkahan Tiga Sen, sekitar “Segi Tiga” Jl. Cokroaminoto/Jl. Pahlawan, Jl. Veteran, dll. 
 
Setelah beroperasinya terminal bus baru di Km 7 Sijambi Tanjungbalai sekitar akhir 80an maka banyak pula penarik RBT yang mangkal di sini dan di terminal bus lama untuk menanti penumpang yang akan menggunakan jasa mereka. Inilah awal menjamurnya RBT di Kota Tanjungbalai dan semakin diperparah terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 itu dengan banyaknya pengangguran serta sulitnya ekonomi masyarakat yang membuat sebagian PNS dan karyawan swasta mencari pendapatan sampingan menarik RBT disela-sela waktunya.

Tarif yang dikenakan terhadap penumpang bervariasi tergantung tawar menawar namun dibanding untuk daerah lainnya masih termasuk mahal. Untuk kita ketahui sebagai penambahan wawasan bahwa ongkos RBT termahal di Indonesia bahkan di dunia adalah di Seko-Sulawesi Selatan. Daerah dengan ketinggian lebih kurang 1.800 M di atas permukaan laut. Ongkos ojek yang dibayarkan untuk sekali jalan dari Masamba ke Seko berkisar kurang lebih Rp 1 juta  dengan medan yang berat karena rusak dan basah, resiko kerusakan kenderaan dan bahaya sangat tinggi. 

Beginilah tantangan RBT di Seko-Sulsel

Senin, 14 Juli 2014

Indonesia Negeri Kaya

MARI SAMA MENJAGA NEGERI

 

Indonesia dengan luas wilayah sebesar 5.193.250 km2, merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau, termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni, luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2. Indonesia memiliki 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu Pulau Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Pulau Sumatera (473.606 km2) dan Pulau Papua (421.981 km2). 

Untuk diketahui Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia. Dari keaneka ragaman etnis dan budaya, Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku. Menggunakan 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa tersebut. 

Dari segi kekayaan kandungan buminya, Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua. Kandungan bahari Indonesia memiliki Terumbu Karang (Coral Reef) terkaya di dunia (18% dari total dunia) dan memiliki species ikan hiu terbanyak di dunia (150 species). Begitu pula kekayaan daratnya, Indonesia menempati peringkat pertama dalam produk pertanian, yaitu cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta peringkat kedua dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil). Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia. Indonesia memiliki biodiversity anggrek terbesar didunia yaitu sekitar 6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua. Memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat ntuk mencegah pengikisan oleh air laut atau abrasi pantai.

Jelas sudah, Indonesia adalah negeri yang besar, indah dan kaya. Indonesia negeri yang tanahnya subur, lautnya penuh dengan beragam ikan, beragam tumbuhan laut, dan segala kekayaan didalamnya, juga kaya akan hasil tambang, saudaraku. Mulai dari tambang timah, alumunium, perak, bahkan emas. Tidak sebatas itu, negeri ini juga kaya akan sumber energi, mulai dari minyak, batu bara, gas bumi dan sumber yang lainnya dengan kualitas terbaik. 

Indonesia memiliki banyak pulau di Selat Malaka yang strategis yang akan dapat mengalahkan Singapura andai dikelola dengan baik. Singapura hanyalah sebuah pulau kecil di Selat Malaka sedangkan Kepulauan Riau memiliki lebih banyak pulau lagi di Selat Malaka yang hampir seukuran dengan pulau Singapura seperti Pulau Batam Karimun, Bintan, dsb. Artinya dengan Kepulauan Riau saja Indonesia sudah memiliki banyak pulau potensial seperti Singapura. Disamping itu Kep. Riau juga memiliki sumber daya alam baik yang ada di laut maupun yang terkandung di perut bumi berupa minyak, gas bumi, emas, dan lain-lain maupun kekayaan pertanian serta perkebunannya.

Sementara itu di Pulau Kalimantan terdapat negara yang kaya dengan standar kehidupan tertinggi di dunia. Brunei Darussalam hanyalah sebuah wilayah kecil di Kalimantan dibandingkan dengan sebagian wilayah Kalimantan lainnya yang menjadi wilayah Indonesia. Kaltim salah satu contohnya adalah provinsi dengan luas beberapa kali lipat dari Brunei. Kekayaan alam pun tidak kalah dengan Brunei. Bahkan Kaltim bisa lebih kaya dari Brunei. Kaltim disamping menghasilkan minyak dan gas bumi juga merupakan salah satu penghasil batubara. 

Indonesia sendiri memiliki provinsi yang potensi kekayaan alamnya mirip Arab Saudi yakni Provinsi Aceh. Kekayaan alam Aceh dapat disetarakan dengan Arab Saudi. Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) dan Jerman menemukan potensi minyak (hidrokarbon) dalam jumlah sangat besar sekitar 107,5-320,79 miliar barel di perairan timur laut Pulau Simeulue, Aceh. Angka itu sangat signifikan, misalnya jika dibandingkan dengan cadangan minyak milik Arab Saudi yang volumenya mencapai 264,21 miliar barel. Jika potensi minyak itu benar-benar terbukti maka Aceh bahkan bisa lebih kaya dari Arab Saudi. 

Tentu saja kita masih punya banyak provinsi lainnya yang memiliki kekayaan yang besar seperti Papua, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan lain sebagainya. Sadarkah kita negeri ini adalah kumpulan dari negeri-negeri kaya yang dijadikan satu. Negara Indonesia harusnya sudah melebihi Singapura, Brunei dan Arab Saudi. Kandungan kekayaan alam yang dimiliki oleh tanah air hampir 90% produksi minyak bumi di Indonesia dikuasai korporasi asing, yakni Total, ExxonMobil, Vico, ConocoPhillips, BP, Petrochina, Chevron, dan korporasi lainnya. Begitu juga pertambangan lainnya juga masih dikuasai asing dan swasta sehingga APBN negara Indonesia saat ini masih sangat tergantung kepada pajak dan hutang. 

Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa (pulau emas) atau Suwarnabhumi (tanah emas). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Sumatera juga dikenal sebagai pulau Andalas. Pada masa Dinasti ke 18 Fir'aun di Mesir (sekitar 1.567 SM - 1.339 SM) di pesisir Sumatera Barat telah ada pelabuhan yang ramai dengan nama Barus. Barus (dalam bahasa Tapanuli disebut Lobu Tua) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi (sebelum Nabi Isya lahir). Negeri ini adalah pelabuhan tempat para saudagar dari negeri lain mencari kamper atau kapur barus dari Sumatera sebagai bahan pengawet mummy raja-raja Mesir Kuno waktu itu. 

Di samping Barus, di Sumatera terdapat juga kerajaan kuno lainnya. Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir. Kemungkinan Ophir berada di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat terdapat gunung Ophir. Sahabat anehdidunia.com Gunung Ophir (dikenal juga dengan nama G. Talamau) merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera Barat, yang terdapat di daerah Pasaman. Kabarnya kawasan emas di Sumatera yang terbesar terdapat di Kerajaan Minangkabau. Menurut sumber kuno, dalam kerajaan itu terdapat pegunungan yang tinggi dan mengandung emas. Konon pusat Kerajaan Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas. Emas-emas yang dihasilkan kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus, dan Pedir. Di Pulau Sumatera juga berdiri Kerajaan Srivijaya yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan besar pertama di Nusantara yang memiliki pengaruh hingga ke Thailand dan Kamboja di utara, hingga Maluku di timur.

Kini kekayaan mineral yang dikandung pulau Sumatera banyak ditambang. Banyak jenis mineral yang terdapat di Pulau Sumatera selain emas. Sumatera memiliki berbagai bahan tambang, seperti batu bara, emas, dan timah hitam. Bukan tidak mungkin sebenarnya bahan tambang seperti emas dan lain-lain banyak yang belum ditemukan di Pulau Sumatera. Beberapa orang yakin sebenarnya Pulau Sumatera banyak mengandung emas selain dari apa yang ditemukan sekarang. Jika itu benar maka Pulau Sumatera akan dikenal sebagai pulau emas kembali.

Begitu pula Pulau Jawa dikenal dengan nama JawaDwipa. JawaDwipa berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "Pulau Padi" dan disebut dalam epik Hindu Ramayana. Epik itu mengatakan "Jawadwipa, dihiasi tujuh kerajaan, Pulau Emas dan perak, kaya dengan tambang emas", sebagai salah satu bagian paling jauh di bumi. Ahli geografi Yunani, Ptolomeus juga menulis tentang adanya “negeri Emas” dan “negeri Perak” dan pulau-pulau, antara lain pulau “”Iabadiu” yang berarti “Pulau Padi”.
Ptolomeus menyebutkan di ujung barat Iabadiou (Jawadwipa) terletak Argyre (kotaperak). Kota Perak itu kemungkinan besar adalah kerajaan Sunda kuno, Salakanagara yang terletak di barat Pulau Jawa. Salakanagara dalam sejarah Sunda (Wangsakerta) disebut juga Rajatapura. Salaka diartikan perak sedangkan nagara sama dengan kota, sehingga Salakanagara banyak ditafsirkan sebagai Kota perak. 
 
Di Pulau Jawa ini juga berdiri kerajaan besar Majapahit. Majapahit tercatat sebagai kerajaan terbesar di Nusantara yang berhasil menyatukan kepulauan Nusantara meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina. Dalam catatan Wang Ta-yuan, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan kunjungan biarawan Roma tahun 1321, Odorico da Pordenone, menyebutkan bahwa istana Raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.  
 
Menurut banyak pakar, pulau tersubur di dunia adalah Pulau Jawa. Hal ini masuk akal, karena Pulau Jawa mempunyai konsentrasi gunung berapi yang sangat tinggi. Banyak gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa sangat subur dengan kandungan nutrisi yang di perlukan oleh tanaman. 
 
Raffles pengarang buku The History of Java merasa takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini.” 
 
Kini pulau Jawa memasok 53 persen dari kebutuhan pangan Indonesia. Pertanian padi banyak terdapat di Pulau Jawa karena memiliki kesuburan yang luar biasa. Pulau Jawa dikatakan sebagai lumbung beras Indonesia. Jawa juga terkenal dengan kopinya yang disebut kopi Jawa. Curah hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa sangat pas untuk budidaya kopi. Jauh lebih baik dari kopi Amerika Latin ataupun Afrika. 
 
Hasil pertanian pangan lainnya berupa sayur-sayuran dan buah-buahan juga benyak terdapat di Jawa, misalnya kacang tanah, kacang hijau, daun bawang, bawang merah, kentang, kubis, lobak, petsai, kacang panjang, wortel, buncis, bayam, ketimun, cabe, terong, labu siam, kacang merah, tomat, alpokat, jeruk, durian, duku, jambu biji, jambu air, jambu bol, nenas, mangga, pepaya, pisang, sawo, salak,apel, anggur serta rambutan. Bahkan di Jawa kini dicoba untuk ditanam gandum dan pohon kurma. Bukan tidak mungkin jika lahan di Pulau Jawa dipakai dan diolah secara maksimal untuk pertanian maka Pulau Jawa bisa sangat kaya hanya dari hasil pertanian. 
 
Ptolemaeus menyebutkan, ada tiga buah pulau yang dinamai Sunda yang terletak di sebelah timur India. Berdasarkan informasi itu kemudian ahli-ahli ilmu bumi Eropa menggunakan kata Sunda untuk menamai wilayah dan beberapa pulau di timur India. Sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor. 
 
Daerah Kepulauan Sunda kecil ini dikenal sebagai daerah wisata karena keindahan alamnya yang menakjubkan. Sejak dulu telah ada yang berwisata ke daerah ini. Perjalanan Rsi Markandiya sekitar abad 8 dari Jawa ke Bali, telah melakukan perjalanan wisata dengan membawa misi-misi keagaman. Demikian pula Empu Kuturan yang mengembangkan konsep Tri Sakti di Bali datang sekitar abad 11. Pada tahun 1920 wisatawan dari Eropa mulai datang ke Bali. Bali di Eropa dikenal juga sebagai the Island of God. 
 
Di Tempat lain di Kepulauan Sunda Kecil tepatnya di daerah Nusa Tenggara Barat dikenal dari hasil ternaknya berupa kuda, sapi, dan kerbau. Kuda Nusa tenggara sudah dikenal dunia sejak ratusan tahun silam. Abad 13 M Nusa Tenggara Barat telah mengirim kuda-kuda ke Pulau Jawa. Nusa Tenggara Barat juga dikenal sebagai tempat pariwisata raja-raja. Raja-raja dari kerajaan Bali membangun Taman Narmada pada tahun 1727 M di daerah Pulau Lombok untuk melepas kepenatan sesaat dari rutinitas di kerajaan. 
 
Daerah Sunda Kecil yang tidak kalah kayanya adalah Nusa Tenggara Timur, karena di daerah ini terdapat kayu cendana yang sangat berharga. Cendana adalah tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sahabat anehdidunia.com cendana dari Nusa Tenggara Timur telah diperdagangkan sejak awal abad masehi. Sejak awal abad masehi, banyak pedagang dari wilayah Indonesia bagian barat dan Cina berlayar ke berbagai wilayah penghasil cendana di Nusa Tenggara Timur terutama Pulau Sumba dan Pulau Timor. Konon Nabi Sulaiman memakai cendana untuk membuat tiang-tiang dalam bait Sulaiman, dan untuk alat musik. Nabi Sulaiman mengimpor kayu ini dari tempat-tempat yang jauh yang kemungkinan cendana tersebut berasal dari Nusa Tenggara Timur. 
 
Kini Kepulauan Sunda kecil ini merupakan tempat pariwisata yang terkenal di dunia. Bali merupakan pulau terindah di dunia. Lombok juga merupakan salah satu tempat terindah di dunia. Sementara itu di Nusa tenggara Timur terdapat Pulau yang dihuni binatang purba satu-satunya di dunia yang masih hidup yaitu komodo. Kepulauan Sunda kecil merupakan tempat yang misterius dan sangat menawan. Kepulauan ini bisa mendapat banyak kekayaan para pelancong dari 
 
Sementara itu Indonesia memiliki pulau terbesar ketiga di dunia yaitu Kalimantan. Kalimantan atau Borneo adalah Warunadwipa yang artinya Pulau Dewa Laut. Kalimantan dalam berita-berita China (T’ai p’ing huan yu chi) disebut dengan istilah Chin li p’i shih. Nusa Kencana" adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno. Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P'ulo Chung). Borneo adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda. 
 
Pada zaman dulu pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan di Pulau ini. 
 
Di Kalimantan berdiri kerajaan Kutai. Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara. Nama Kutai sudah disebut-sebut sejak abad ke 4 (empat) pada berita-berita India secara tegas menyebutkan Kutai dengan nama “Quetaire” begitu pula dengan berita Cina pada abat ke 9 (sembilan) menyebut Kutai dengan sebutan “Kho They” yang berarti kerajaan besar. Dan pada abad 13 (tiga belas) dalam kesusastraan kuno Kitab Negara Kertagama yang disusun oleh Empu Prapanca ditulis dengan istilah “Tunjung Kute”. Peradaban Kutai masa lalu inilah yang menjadi tonggak awal zaman sejarah di Indonesia. 
 
Kini Pulau Kalimantan merupakan salah satu lumbung sumberdaya alam di Indonesia memiliki beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber energi, diantaranya adalah batubara, minyak, gas dan geothermal. Hutan Kalimantan mengandung gambut yang dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit listrik maupun pemanas sebagai pengganti batu bara. Yang luar biasa ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium yang bisa dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga memiliki potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi botani atau terbaharui. Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit. Pulau Kalimantan memang sangat kaya. 
 
Bagaimana dengan Sulawesi? Orang Arab menyebut Sulawesi dengan nama Sholibis. Orang Belanda menyebut pulau ini dengan nama Celebes. Pulau ini telah dihuni oleh manusia sejak 30.000 tahun yang lalu terbukti dengan adanya peninggalan purba di Pulau ini. Contohnya lokasi prasejarah zaman batu Lembah Besoa. Nama Sulawesi konon berasal dari kata ‘sula’ yang berarti pulau dan ‘besi’. Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil bessi (besi), sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung besi dan nikkel. Di sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi. Wilayah Luwu merupakan penghasil besi. Bessi Luwu atau senjata Luwu (keris atau kawali) sangat terkenal akan keampuhannya, bukan saja di Sulawesi tetapi juga di luar Sulawesi. Dalam sejarah Majapahit, wilayah Luwu merupakan pembayar upeti kerajaan, selain dikenal sebagai pemasok utama besi ke Majapahit, Maluku dan lain-lain. Menurut catatan yang ada, sejak abad XIV Luwu telah dikenal sebagai tempat peleburan besi. 
 
Di Pulau Sulawesi ini juga pernah berdiri Kerajaan Gowa Tallo yang pernah berada dipuncak kejayaan yang terpancar dari Sombaopu, ibukota Kerajaan Gowa ke timur sampai ke selat Dobo, ke utara sampai ke Sulu, ke barat sampai ke Kutai dan ke selatan melalui Sunda Kecil, diluar pulau Bali sampai ke Marege (bagian utara Australia). Ini menunjukkan kekuasaan yang luas meliputi lebih dari 2/3 wilayah Nusantara. 
 
Selama zaman yang makmur akan perdagangan rempah-rempah pada abad 15 sampai 19, Sulawesi sebagai gerbang kepulauan Maluku, pulau yang kaya akan rempah-rempah. Kerajaan besar seperti Makasar dan Bone seperti yang disebutkan dalam sejarah Indonesia timur, telah memainkan peranan penting. Pada abad ke 14 Masehi, orang Sulawesi sudah bisa membuat perahu yang menjelajahi dunia. Perahu pinisi yang dibuat masyarakat Bugis pada waktu itu sudah bisa berlayar sampai ke Madagaskar di Afrika, suatu perjalanan mengarungi samudera yang memerlukan tekad yang besar dan keberanian luar biasa. Ini membuktikan bahwa suku Bugis memiliki kemampuan membuat perahu yang mengagumkan, dan memiliki semangat bahari yang tinggi. Pada saat yang sama Vasco da Gama baru memulai penjelajahan pertamanya pada tahun 1497 dalam upaya mencari rempah-rempah, dan menemukan benua-benua baru di timur, yang sebelumnya dirintis Marco Polo. 
 
Sampai saat ini Sulawesi sangat kaya akan bahan tambang meliputi besi, tembaga, emas, perak, nikel, titanium, mangan semen, pasir besi/hitam, belerang, kaolin dan bahan galian C seperti pasir, batu, krikil dan trass. Jika saja dikelola dengan baik demi kemakmuran rakyat maka menjadi kayalah seluruh orang Sulawesi. 
 
Maluku memiliki nama asli "Jazirah al-Mulk" yang artinya kumpulan/semenanjung kerajaan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil. Maluku dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah. Orang Belanda menyebutnya sebagai ‘the three golden from the east’ (tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda dan Ambon. Sebelum kedatangan Belanda, penulis dan tabib Portugis, Tome Pirez menulis buku ‘Summa Oriental’ yang telah melukiskan tentang Ternate, Ambon dan Banda sebagai ‘the spices island’. 
 
Pada masa lalu wilayah Maluku dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti cengkeh dan pala. Cengkeh adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi. Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore), yang dahulu dikenal oleh para penjelajah sebagai Spice Islands. 
 
Pada 4000 tahun lalu di kerajaan Mesir, Fir’aun dinasti ke-12, Sesoteris III. Lewat data arkeolog mengenai transaksi Mesir dalam mengimpor dupa, kayu eboni, kemenyan, gading, dari daratan misterius tempat “Punt” berasal. Meski dukungan arkeologis sangat kurang, negeri “Punt” dapat diidentifikasi setelah Giorgio Buccellati menemukan wadah yang berisi benda seperti cengkih di Efrat tengah. Pada masa 1.700 SM itu, cengkih hanya terdapat di kepulauan Maluku, Indonesia. Pada abad pertengahan (sekitar 1600 Masehi) cengkeh pernah menjadi salah satu rempah yang paling popular dan mahal di Eropa, melebihi harga emas. 
 
Selain cengkeh, rempah-rempah asal Maluku adalah buah Pala. Buah Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting pada masa Romawi. Melihat mahalnya harga rempah-rempah waktu itu banyak orang Eropa kemudian mencari Kepulauan rempah-rempah ini. Sahabat anehdidunia.com sesungguhnya yang dicari Christoper Columbus ke arah barat adalah jalan menuju Kepulauan Maluku, ‘The Island of Spices’ (Pulau Rempah-rempah), meskipun pada akhirnya Ia justru menemukan benua baru bernama Amerika. Rempah-rempah adalah salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku.  
 
Pulau paling Timur Indonesia adalah Papua, pulau terbesar kedua di dunia. Pada sekitar Tahun 200 M , ahli Geography bernama Ptolamy menyebutnya dengan nama LABADIOS. Pada akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua memberi nama TUNGKI, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama JANGGI. Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai PAPA-UA yang sudah berubah dalam sebutan menjadi PAPUA. Pada tahun 1545, Inigo Ortiz de Retes memberi nama NUEVA GUINEE dan ada pelaut lain yang memberi nama ISLA DEL ORO yang artinya Pulau Emas. Robin Osborne dalam bukunya, Indonesias Secret War: The Guerilla Struggle in Irian Jaya (1985), menjuluki provinsi paling timur Indonesia ini sebagai surga yang hilang. 
 
Tidak diketahui apakah pada peradaban kuno sebelum masehi di Papua telah terdapat kerajaan. Bisa jadi zaman dahulu telah terdapat peradaban maju di Papua. Pada sebuah konferensi tentang lampu jalan dan lalulintas tahun 1963 di Pretoria (Afrika Selatan), C.S. Downey mengemukakan tentang sebuah pemukiman terisolir di tengah hutan lebat Pegunungan Wilhelmina (Peg. Trikora) di Bagian Barat New Guinea (Papua) yang memiliki sistem penerangan maju. Para pedagang yang dengan susah payah berhasil menembus masuk ke pemukiman ini menceritakan kengeriannya pada cahaya penerangan yang sangat terang benderang dari beberapa bulan yang ada di atas tiang-tiang di sana. Bola-bola lampu tersebut tampak secara aneh bersinar setelah matahari mulai terbenam dan terus menyala sepanjang malam setiap hari. Kita tidak tahu akan kebenaran kisah ini tapi jika benar itu merupakan hal yang luar biasa dan harus terus diselidiki. 
 
Papua telah dikenal akan kekayaan alamnya sejak dulu. Pada abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, mengirimkan persembahan kepada kerajaan China. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa ekor burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua. Dengan armadanya yang kuat Sriwijaya mengunjungi Maluku dan Papua untuk memperdagangkan rempah – rempah, wangi – wangian, mutiara dan bulu burung Cenderawasih. Pada zaman Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Pada abad XVI Pantai Utara sampai Barat daerah Kepala Burung sampai Namatota ( Kab.Fak-fak ) disebelah Selatan, serta pulau – pulau disekitarnya menjadi daerah kekuasaan Sultan Tidore. 
 
Tanah Papua sangat kaya. Tembaga dan Emas merupakan sumber daya alam yang sangat berlimpah yang terdapat di Papua. Papua terkenal dengan produksi emasnya yang terbesar di dunia dan berbagai tambang dan kekayaan alam yang begitu berlimpah. Papua juga disebut-sebut sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi. Papua merupakan surga keanekaragaman hayati yang tersisa di bumi saat ini. Pada tahun 2006 diberitakan suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan "dunia yang hilang",dan "Taman Firdaus di bumi", dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah. Jika dikelola dengan baik, orang Papua pun bisa lebih makmur dengan kekayan alam yang melimpah tersebut.  
 
Ilmuwan Brazil Prof. Dr. Aryso Santos, menegaskan teori bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis. Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu. Oppenheimer dalam buku “Eden in the East: the Drowned Continent of Southeast Asia”, mengajukan bahwa Sundaland (Indonesia) adalah Taman Firdaus (Taman Eden). bahwa Taman Firdaus (Eden) itu bukan di Timur Tengah, tetapi justru di Sundaland. Indonesia memang merupakan lahan yang subur dan indah yang terletak di jalur cincin api (pacific ring of fire), yang ditandai keberadaan lebih dari 500 gunung berapi di Indonesia. Indonesia bisa saja disebut sebagai surga yang dikelilingi cincin api. Tapi terlepas dari benar atau tidaknya kita semua sepakat mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia adalah negeri yang sangat kaya akan hasil bumi, laut maupun budayanya. 
 
Kebudayaan asli Indonesia sudah berumur ribuan tahun sebelum peradaban Mesir maupun Mesopotamia mulai menulis di atas batu. Peradaban bangsa Indonesia mungkin memang tidak dimulai dengan tradisi tulisan, akan tetapi tradisi lisan telah hidup dan mengakar dalam jiwa masyarakat kuno bangsa kita. Alam Indonesia yang kaya-raya dan dirawat dengan baik oleh nenek moyang kita juga menjadi salah satu faktor yang membuat kepulauan nusantara menjadi sumber perhatian dunia. Indonesia merupakan negara yang terletak di khatulistiwa yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah di samping letaknya yang strategis secara geografis. Sumber daya alam tersebut mulai dari kekayaan laut, hutan, hingga barang tambang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kini mulai banyak ditemukan tambang baru di Indonesia. Orang Indonesia akan terkejut dengan kekayaan alam apa lagi yang akan muncul dari dalam bumi Indonesia ini. 
 
Tapi kenyataannya Indonesia negeri yang kaya raya ini sedari dulu sampai sekarang tidak pernah terlepas dari cengkeraman dan pengaruh asing. Ini semua tak terlepas dari peranan para pengelola (pejabat) nya yang rakus, gila kekuasaan, tamak kekayaan, dll sehingga terus menjerumuskan negeri ini ke level negeri yang miskin rakyatnya.

Semoga Allah SWT yang tidak pernah tidur, pemilik sejati dunia dan isinya ini senantiasa melindungi negeri ini dari kerusakan dan kehancuran utamanya lagi menjauhkan dari orang-orang tersebut itu sebagai pelaku dibalik kemiskinan rakyat Indonesia. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.