MARI SAMA MENJAGA NEGERI
Indonesia
dengan luas wilayah sebesar 5.193.250 km2, merupakan Negara kepulauan
terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau, termasuk 9.634 pulau yang
belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni, luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan
3.257.483 km2.
Indonesia memiliki 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu Pulau Kalimantan
(pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Pulau Sumatera (473.606
km2) dan Pulau Papua (421.981 km2).
Untuk diketahui Indonesia adalah negara
maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai
sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia. Dari keaneka
ragaman etnis dan budaya, Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang
terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua
saja terdapat 270 suku. Menggunakan 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk
yang digunakan berbagai suku bangsa tersebut.
Dari segi kekayaan kandungan buminya, Indonesia
adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh
dunia) juga produsen timah terbesar kedua. Kandungan bahari Indonesia memiliki
Terumbu Karang (Coral Reef) terkaya di dunia (18% dari total dunia) dan
memiliki species ikan hiu terbanyak di dunia (150 species). Begitu pula
kekayaan daratnya, Indonesia menempati peringkat pertama dalam produk
pertanian, yaitu cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta peringkat kedua
dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil). Indonesia
adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar
dunia. Indonesia memiliki biodiversity anggrek terbesar didunia yaitu sekitar 6
ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau
Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak
berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua. Memiliki
hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat ntuk mencegah pengikisan
oleh air laut atau abrasi pantai.
Jelas sudah, Indonesia adalah negeri yang besar, indah dan kaya. Indonesia negeri
yang tanahnya subur, lautnya penuh dengan beragam ikan, beragam tumbuhan laut,
dan segala kekayaan didalamnya, juga kaya akan hasil tambang, saudaraku. Mulai
dari tambang timah, alumunium, perak, bahkan emas. Tidak sebatas itu, negeri
ini juga kaya akan sumber energi, mulai dari minyak, batu bara, gas bumi dan
sumber yang lainnya dengan kualitas terbaik.
Indonesia
memiliki banyak pulau di Selat Malaka yang strategis yang akan dapat
mengalahkan Singapura andai dikelola dengan baik. Singapura hanyalah sebuah pulau
kecil di Selat Malaka sedangkan Kepulauan Riau memiliki lebih banyak pulau lagi
di Selat Malaka yang hampir seukuran dengan pulau Singapura seperti Pulau Batam
Karimun, Bintan, dsb. Artinya dengan Kepulauan Riau saja Indonesia sudah
memiliki banyak pulau potensial seperti Singapura. Disamping itu Kep. Riau juga
memiliki sumber daya alam baik yang ada di laut maupun yang terkandung di perut
bumi berupa minyak, gas bumi, emas, dan lain-lain maupun kekayaan pertanian serta
perkebunannya.
Sementara itu di Pulau Kalimantan terdapat negara yang kaya dengan standar
kehidupan tertinggi di dunia. Brunei Darussalam hanyalah sebuah wilayah kecil
di Kalimantan dibandingkan dengan sebagian wilayah Kalimantan lainnya yang
menjadi wilayah Indonesia. Kaltim salah satu contohnya adalah provinsi dengan
luas beberapa kali lipat dari Brunei. Kekayaan alam pun tidak kalah dengan
Brunei. Bahkan Kaltim bisa lebih kaya dari Brunei. Kaltim disamping
menghasilkan minyak dan gas bumi juga merupakan salah satu penghasil batubara.
Indonesia sendiri memiliki
provinsi yang potensi kekayaan alamnya mirip Arab Saudi yakni Provinsi Aceh.
Kekayaan alam Aceh dapat disetarakan dengan Arab Saudi. Badan Pengkajian
Penerapan Teknologi (BPPT) dan Jerman menemukan potensi minyak (hidrokarbon)
dalam jumlah sangat besar sekitar 107,5-320,79 miliar barel di perairan timur
laut Pulau Simeulue, Aceh. Angka itu sangat signifikan, misalnya jika
dibandingkan dengan cadangan minyak milik Arab Saudi yang volumenya mencapai
264,21 miliar barel. Jika potensi minyak itu benar-benar terbukti maka Aceh
bahkan bisa lebih kaya dari Arab Saudi.
Tentu
saja kita masih punya banyak provinsi lainnya yang memiliki kekayaan yang besar
seperti Papua, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan lain sebagainya. Sadarkah
kita negeri ini adalah kumpulan dari negeri-negeri kaya yang dijadikan satu.
Negara Indonesia harusnya sudah melebihi Singapura, Brunei dan Arab
Saudi. Kandungan kekayaan alam yang dimiliki oleh tanah air hampir 90% produksi
minyak bumi di Indonesia dikuasai korporasi asing, yakni Total, ExxonMobil,
Vico, ConocoPhillips, BP, Petrochina, Chevron, dan korporasi lainnya. Begitu
juga pertambangan lainnya juga masih dikuasai asing dan swasta sehingga APBN
negara Indonesia saat ini masih sangat tergantung kepada pajak dan hutang.
Dalam
berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa
(pulau emas) atau Suwarnabhumi (tanah emas). Nama-nama ini sudah dipakai dalam
naskah-naskah India sebelum Masehi. Sumatera juga dikenal sebagai pulau
Andalas. Pada masa Dinasti ke 18 Fir'aun di Mesir (sekitar 1.567 SM - 1.339 SM) di pesisir Sumatera Barat telah ada pelabuhan yang ramai dengan nama Barus. Barus (dalam bahasa Tapanuli disebut Lobu Tua) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi (sebelum Nabi Isya lahir). Negeri ini adalah pelabuhan tempat para saudagar dari negeri lain mencari kamper atau kapur barus dari Sumatera sebagai bahan pengawet mummy raja-raja Mesir Kuno waktu itu.
Di samping Barus, di Sumatera terdapat juga kerajaan kuno lainnya. Sebuah
manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara
kota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh
yang dinamakan Ophir. Kemungkinan Ophir berada di Sumatera Barat. Di Sumatera
Barat terdapat gunung Ophir. Sahabat anehdidunia.com Gunung Ophir (dikenal juga
dengan nama G. Talamau) merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera Barat,
yang terdapat di daerah Pasaman. Kabarnya kawasan emas di Sumatera yang
terbesar terdapat di Kerajaan Minangkabau. Menurut sumber kuno, dalam kerajaan
itu terdapat pegunungan yang tinggi dan mengandung emas. Konon pusat Kerajaan
Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas. Emas-emas yang dihasilkan
kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman,
Tikus, Barus, dan Pedir. Di Pulau Sumatera juga berdiri Kerajaan Srivijaya yang
kemudian berkembang menjadi Kerajaan besar pertama di Nusantara yang memiliki
pengaruh hingga ke Thailand dan Kamboja di utara, hingga Maluku di timur.
Kini kekayaan mineral yang dikandung pulau Sumatera banyak ditambang. Banyak
jenis mineral yang terdapat di Pulau Sumatera selain emas. Sumatera memiliki
berbagai bahan tambang, seperti batu bara, emas, dan timah hitam. Bukan tidak
mungkin sebenarnya bahan tambang seperti emas dan lain-lain banyak yang belum
ditemukan di Pulau Sumatera. Beberapa orang yakin sebenarnya Pulau Sumatera
banyak mengandung emas selain dari apa yang ditemukan sekarang. Jika itu benar
maka Pulau Sumatera akan dikenal sebagai pulau emas kembali.
Begitu pula Pulau Jawa dikenal dengan nama JawaDwipa. JawaDwipa berasal dari
bahasa Sanskerta yang berarti "Pulau Padi" dan disebut dalam epik
Hindu Ramayana. Epik itu mengatakan "Jawadwipa, dihiasi tujuh kerajaan,
Pulau Emas dan perak, kaya dengan tambang emas", sebagai salah satu bagian paling
jauh di bumi. Ahli geografi Yunani, Ptolomeus juga menulis tentang adanya
“negeri Emas” dan “negeri Perak” dan pulau-pulau, antara lain pulau “”Iabadiu”
yang berarti “Pulau Padi”.
Ptolomeus menyebutkan di ujung barat Iabadiou (Jawadwipa) terletak Argyre
(kotaperak). Kota Perak itu kemungkinan besar adalah kerajaan Sunda kuno,
Salakanagara yang terletak di barat Pulau Jawa. Salakanagara dalam sejarah
Sunda (Wangsakerta) disebut juga Rajatapura. Salaka diartikan perak sedangkan
nagara sama dengan kota, sehingga Salakanagara banyak ditafsirkan sebagai Kota
perak.
Di Pulau Jawa ini juga berdiri kerajaan besar Majapahit. Majapahit tercatat
sebagai kerajaan terbesar di Nusantara yang berhasil menyatukan kepulauan
Nusantara meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan
Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina. Dalam catatan
Wang Ta-yuan, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan
burung kakak tua. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah
hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan kunjungan biarawan Roma tahun 1321,
Odorico da Pordenone, menyebutkan bahwa istana Raja Jawa penuh dengan perhiasan
emas, perak, dan permata.
Menurut banyak pakar, pulau tersubur di dunia adalah Pulau Jawa. Hal ini masuk
akal, karena Pulau Jawa mempunyai konsentrasi gunung berapi yang sangat tinggi.
Banyak gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung inilah yang menyebabkan tanah
Pulau Jawa sangat subur dengan kandungan nutrisi yang di perlukan oleh tanaman.
Raffles pengarang buku The History of Java merasa takjub pada kesuburan alam
Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah
yang ada dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah
di dunia ini yang bisa menandingi kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang
dihasilkan pulau ini.”
Kini pulau Jawa memasok 53 persen dari kebutuhan pangan Indonesia. Pertanian
padi banyak terdapat di Pulau Jawa karena memiliki kesuburan yang luar biasa.
Pulau Jawa dikatakan sebagai lumbung beras Indonesia. Jawa juga terkenal dengan
kopinya yang disebut kopi Jawa. Curah hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa
sangat pas untuk budidaya kopi. Jauh lebih baik dari kopi Amerika Latin ataupun
Afrika.
Hasil pertanian pangan lainnya berupa sayur-sayuran dan buah-buahan juga benyak
terdapat di Jawa, misalnya kacang tanah, kacang hijau, daun bawang, bawang
merah, kentang, kubis, lobak, petsai, kacang panjang, wortel, buncis, bayam,
ketimun, cabe, terong, labu siam, kacang merah, tomat, alpokat, jeruk, durian,
duku, jambu biji, jambu air, jambu bol, nenas, mangga, pepaya, pisang, sawo,
salak,apel, anggur serta rambutan. Bahkan di Jawa kini dicoba untuk ditanam
gandum dan pohon kurma. Bukan tidak mungkin jika lahan di Pulau Jawa dipakai dan
diolah secara maksimal untuk pertanian maka Pulau Jawa bisa sangat kaya hanya
dari hasil pertanian.
Ptolemaeus
menyebutkan, ada tiga buah pulau yang dinamai Sunda yang terletak di sebelah
timur India. Berdasarkan informasi itu kemudian ahli-ahli ilmu bumi Eropa
menggunakan kata Sunda untuk menamai wilayah dan beberapa pulau di timur India.
Sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan
menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda
Kecil. Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari
Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan
pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor.
Daerah Kepulauan Sunda kecil ini dikenal sebagai daerah wisata karena keindahan
alamnya yang menakjubkan. Sejak dulu telah ada yang berwisata ke daerah ini.
Perjalanan Rsi Markandiya sekitar abad 8 dari Jawa ke Bali, telah melakukan
perjalanan wisata dengan membawa misi-misi keagaman. Demikian pula Empu Kuturan
yang mengembangkan konsep Tri Sakti di Bali datang sekitar abad 11. Pada tahun
1920 wisatawan dari Eropa mulai datang ke Bali. Bali di Eropa dikenal juga
sebagai the Island of God.
Di Tempat lain di Kepulauan Sunda Kecil tepatnya di daerah Nusa Tenggara Barat
dikenal dari hasil ternaknya berupa kuda, sapi, dan kerbau. Kuda Nusa tenggara
sudah dikenal dunia sejak ratusan tahun silam. Abad 13 M Nusa Tenggara Barat
telah mengirim kuda-kuda ke Pulau Jawa. Nusa Tenggara Barat juga dikenal
sebagai tempat pariwisata raja-raja. Raja-raja dari kerajaan Bali membangun
Taman Narmada pada tahun 1727 M di daerah Pulau Lombok untuk melepas kepenatan
sesaat dari rutinitas di kerajaan.
Daerah Sunda Kecil yang tidak kalah kayanya adalah Nusa Tenggara Timur, karena
di daerah ini terdapat kayu cendana yang sangat berharga. Cendana adalah
tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sahabat
anehdidunia.com cendana dari Nusa Tenggara Timur telah diperdagangkan sejak
awal abad masehi. Sejak awal abad masehi, banyak pedagang dari wilayah
Indonesia bagian barat dan Cina berlayar ke berbagai wilayah penghasil cendana
di Nusa Tenggara Timur terutama Pulau Sumba dan Pulau Timor. Konon Nabi
Sulaiman memakai cendana untuk membuat tiang-tiang dalam bait Sulaiman, dan
untuk alat musik. Nabi Sulaiman mengimpor kayu ini dari tempat-tempat yang jauh
yang kemungkinan cendana tersebut berasal dari Nusa Tenggara Timur.
Kini Kepulauan Sunda kecil ini merupakan tempat pariwisata yang terkenal di
dunia. Bali merupakan pulau terindah di dunia. Lombok juga merupakan salah satu
tempat terindah di dunia. Sementara itu di Nusa tenggara Timur terdapat Pulau
yang dihuni binatang purba satu-satunya di dunia yang masih hidup yaitu komodo.
Kepulauan Sunda kecil merupakan tempat yang misterius dan sangat menawan.
Kepulauan ini bisa mendapat banyak kekayaan para pelancong dari
Sementara itu Indonesia memiliki pulau terbesar ketiga di dunia yaitu
Kalimantan. Kalimantan atau Borneo adalah Warunadwipa yang artinya Pulau Dewa
Laut. Kalimantan dalam berita-berita China (T’ai p’ing huan yu chi) disebut
dengan istilah Chin li p’i shih. Nusa Kencana" adalah sebutan pulau
Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno. Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung
Tanah (P'ulo Chung). Borneo adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan
Belanda.
Pada zaman dulu pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam
berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci
keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India
maupun orang Melayu memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok
tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan di Pulau ini.
Di Kalimantan berdiri kerajaan Kutai. Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua
bercorak Hindu di Nusantara. Nama Kutai sudah disebut-sebut sejak abad ke 4
(empat) pada berita-berita India secara tegas menyebutkan Kutai dengan nama
“Quetaire” begitu pula dengan berita Cina pada abat ke 9 (sembilan) menyebut Kutai
dengan sebutan “Kho They” yang berarti kerajaan besar. Dan pada abad 13 (tiga
belas) dalam kesusastraan kuno Kitab Negara Kertagama yang disusun oleh Empu
Prapanca ditulis dengan istilah “Tunjung Kute”. Peradaban Kutai masa lalu
inilah yang menjadi tonggak awal zaman sejarah di Indonesia.
Kini Pulau Kalimantan merupakan salah satu lumbung sumberdaya alam di Indonesia
memiliki beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber energi,
diantaranya adalah batubara, minyak, gas dan geothermal. Hutan Kalimantan
mengandung gambut yang dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk
pembangkit listrik maupun pemanas sebagai pengganti batu bara. Yang luar biasa
ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium yang bisa dipakai untuk
pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga memiliki
potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi botani atau terbaharui.
Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit. Pulau Kalimantan
memang sangat kaya.
Bagaimana dengan Sulawesi? Orang Arab menyebut Sulawesi dengan nama Sholibis.
Orang Belanda menyebut pulau ini dengan nama Celebes. Pulau ini telah dihuni
oleh manusia sejak 30.000 tahun yang lalu terbukti dengan adanya peninggalan
purba di Pulau ini. Contohnya lokasi prasejarah zaman batu Lembah Besoa. Nama Sulawesi konon berasal dari kata ‘sula’ yang berarti pulau dan ‘besi’.
Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil bessi (besi), sehingga tidaklah
mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung besi dan nikkel. Di
sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu yang merupakan salah satu kerajaan tertua
di Sulawesi. Wilayah Luwu merupakan penghasil besi. Bessi Luwu atau senjata
Luwu (keris atau kawali) sangat terkenal akan keampuhannya, bukan saja di
Sulawesi tetapi juga di luar Sulawesi. Dalam sejarah Majapahit, wilayah Luwu
merupakan pembayar upeti kerajaan, selain dikenal sebagai pemasok utama besi ke
Majapahit, Maluku dan lain-lain. Menurut catatan yang ada, sejak abad XIV Luwu
telah dikenal sebagai tempat peleburan besi.
Di Pulau Sulawesi ini juga pernah berdiri Kerajaan Gowa Tallo yang pernah
berada dipuncak kejayaan yang terpancar dari Sombaopu, ibukota Kerajaan Gowa ke
timur sampai ke selat Dobo, ke utara sampai ke Sulu, ke barat sampai ke Kutai
dan ke selatan melalui Sunda Kecil, diluar pulau Bali sampai ke Marege (bagian
utara Australia). Ini menunjukkan kekuasaan yang luas meliputi lebih dari 2/3
wilayah Nusantara.
Selama zaman yang makmur akan perdagangan rempah-rempah pada abad 15 sampai 19,
Sulawesi sebagai gerbang kepulauan Maluku, pulau yang kaya akan rempah-rempah.
Kerajaan besar seperti Makasar dan Bone seperti yang disebutkan dalam sejarah Indonesia timur, telah memainkan peranan penting. Pada
abad ke 14 Masehi, orang Sulawesi sudah bisa membuat perahu yang menjelajahi
dunia. Perahu pinisi yang dibuat masyarakat Bugis pada waktu itu sudah bisa
berlayar sampai ke Madagaskar di Afrika, suatu perjalanan mengarungi samudera
yang memerlukan tekad yang besar dan keberanian luar biasa. Ini membuktikan
bahwa suku Bugis memiliki kemampuan membuat perahu yang mengagumkan, dan
memiliki semangat bahari yang tinggi. Pada saat yang sama Vasco da Gama baru
memulai penjelajahan pertamanya pada tahun 1497 dalam upaya mencari
rempah-rempah, dan menemukan benua-benua baru di timur, yang sebelumnya
dirintis Marco Polo.
Sampai saat ini Sulawesi sangat kaya akan bahan tambang meliputi besi, tembaga,
emas, perak, nikel, titanium, mangan semen, pasir besi/hitam, belerang, kaolin
dan bahan galian C seperti pasir, batu, krikil dan trass. Jika saja dikelola
dengan baik demi kemakmuran rakyat maka menjadi kayalah seluruh orang Sulawesi.
Maluku
memiliki nama asli "Jazirah al-Mulk" yang artinya
kumpulan/semenanjung kerajaan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil. Maluku
dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya
dan kekayaan alam yang berlimpah. Orang Belanda menyebutnya sebagai ‘the three
golden from the east’ (tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda dan Ambon.
Sebelum kedatangan Belanda, penulis dan tabib Portugis, Tome Pirez menulis buku
‘Summa Oriental’ yang telah melukiskan tentang Ternate, Ambon dan Banda sebagai
‘the spices island’.
Pada masa lalu wilayah Maluku dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti
cengkeh dan pala. Cengkeh adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan
digunakan ribuan tahun sebelum masehi. Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli
kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore), yang dahulu dikenal oleh para penjelajah
sebagai Spice Islands.
Pada 4000 tahun lalu di kerajaan Mesir, Fir’aun dinasti ke-12, Sesoteris III.
Lewat data arkeolog mengenai transaksi Mesir dalam mengimpor dupa, kayu eboni,
kemenyan, gading, dari daratan misterius tempat “Punt” berasal. Meski dukungan
arkeologis sangat kurang, negeri “Punt” dapat diidentifikasi setelah Giorgio
Buccellati menemukan wadah yang berisi benda seperti cengkih di Efrat tengah.
Pada masa 1.700 SM itu, cengkih hanya terdapat di kepulauan Maluku, Indonesia.
Pada abad pertengahan (sekitar 1600 Masehi) cengkeh pernah menjadi salah satu
rempah yang paling popular dan mahal di Eropa, melebihi harga emas.
Selain cengkeh, rempah-rempah asal Maluku adalah buah Pala. Buah Pala
(Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari
kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah,
buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting pada masa
Romawi. Melihat mahalnya harga rempah-rempah waktu itu banyak orang Eropa
kemudian mencari Kepulauan rempah-rempah ini. Sahabat anehdidunia.com
sesungguhnya yang dicari Christoper Columbus ke arah barat adalah jalan menuju
Kepulauan Maluku, ‘The Island of Spices’ (Pulau Rempah-rempah), meskipun pada
akhirnya Ia justru menemukan benua baru bernama Amerika. Rempah-rempah adalah
salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan
Maluku.
Pulau paling Timur Indonesia adalah Papua, pulau terbesar kedua di dunia. Pada
sekitar Tahun 200 M , ahli Geography bernama Ptolamy menyebutnya dengan nama
LABADIOS. Pada akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua
memberi nama TUNGKI, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut
nama Papua dengan menggunakan nama JANGGI. Tidore memberi nama untuk pulau ini
dan penduduknya sebagai PAPA-UA yang sudah berubah dalam sebutan menjadi PAPUA.
Pada tahun 1545, Inigo Ortiz de Retes memberi nama NUEVA GUINEE dan ada pelaut
lain yang memberi nama ISLA DEL ORO yang artinya Pulau Emas. Robin Osborne
dalam bukunya, Indonesias Secret War: The Guerilla Struggle in Irian Jaya
(1985), menjuluki provinsi paling timur Indonesia ini sebagai surga yang
hilang.
Tidak diketahui apakah pada peradaban kuno sebelum masehi di Papua telah
terdapat kerajaan. Bisa jadi zaman dahulu telah terdapat peradaban maju di
Papua. Pada sebuah konferensi tentang lampu jalan dan lalulintas tahun 1963 di
Pretoria (Afrika Selatan), C.S. Downey mengemukakan tentang sebuah pemukiman
terisolir di tengah hutan lebat Pegunungan Wilhelmina (Peg. Trikora) di Bagian
Barat New Guinea (Papua) yang memiliki sistem penerangan maju. Para pedagang
yang dengan susah payah berhasil menembus masuk ke pemukiman ini menceritakan
kengeriannya pada cahaya penerangan yang sangat terang benderang dari beberapa
bulan yang ada di atas tiang-tiang di sana. Bola-bola lampu tersebut tampak
secara aneh bersinar setelah matahari mulai terbenam dan terus menyala
sepanjang malam setiap hari. Kita tidak tahu akan kebenaran kisah ini tapi jika
benar itu merupakan hal yang luar biasa dan harus terus diselidiki.
Papua telah dikenal akan kekayaan alamnya sejak dulu. Pada abad ke-18 Masehi,
para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, mengirimkan persembahan kepada kerajaan
China. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa ekor burung Cendrawasih, yang
dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua.
Dengan armadanya yang kuat Sriwijaya mengunjungi Maluku dan Papua untuk
memperdagangkan rempah – rempah, wangi – wangian, mutiara dan bulu burung
Cenderawasih. Pada zaman Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah
termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Pada abad XVI Pantai Utara sampai
Barat daerah Kepala Burung sampai Namatota ( Kab.Fak-fak ) disebelah Selatan,
serta pulau – pulau disekitarnya menjadi daerah kekuasaan Sultan Tidore.
Tanah Papua sangat kaya. Tembaga dan Emas merupakan sumber daya alam yang
sangat berlimpah yang terdapat di Papua. Papua terkenal dengan produksi emasnya
yang terbesar di dunia dan berbagai tambang dan kekayaan alam yang begitu
berlimpah. Papua juga disebut-sebut sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi.
Papua merupakan surga keanekaragaman hayati yang tersisa di bumi saat ini. Pada
tahun 2006 diberitakan suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia
dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi
Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka
namakan "dunia yang hilang",dan "Taman Firdaus di bumi",
dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang
belum pernah tercatat dalam sejarah. Jika dikelola dengan baik, orang Papua pun
bisa lebih makmur dengan kekayan alam yang melimpah tersebut.
Ilmuwan Brazil Prof. Dr.
Aryso Santos, menegaskan teori bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang
disebut Indonesia. Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris
Atlantis. Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi
matahari sepanjang waktu. Oppenheimer dalam buku “Eden in the East: the Drowned Continent of Southeast
Asia”, mengajukan bahwa Sundaland (Indonesia) adalah Taman Firdaus (Taman
Eden). bahwa Taman Firdaus (Eden) itu bukan di Timur Tengah, tetapi justru di
Sundaland. Indonesia memang merupakan lahan yang subur dan indah yang terletak
di jalur cincin api (pacific ring of fire), yang ditandai keberadaan lebih dari
500 gunung berapi di Indonesia. Indonesia bisa saja disebut sebagai surga yang
dikelilingi cincin api. Tapi terlepas dari benar atau tidaknya kita semua
sepakat mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia adalah negeri yang sangat kaya
akan hasil bumi, laut maupun budayanya.
Kebudayaan asli Indonesia sudah berumur ribuan tahun sebelum peradaban Mesir
maupun Mesopotamia mulai menulis di atas batu. Peradaban bangsa Indonesia
mungkin memang tidak dimulai dengan tradisi tulisan, akan tetapi tradisi lisan
telah hidup dan mengakar dalam jiwa masyarakat kuno bangsa kita. Alam Indonesia
yang kaya-raya dan dirawat dengan baik oleh nenek moyang kita juga menjadi
salah satu faktor yang membuat kepulauan nusantara menjadi sumber perhatian
dunia. Indonesia merupakan negara yang terletak di khatulistiwa yang memiliki
kekayaan sumber daya alam melimpah di samping letaknya yang strategis secara
geografis. Sumber daya alam tersebut mulai dari kekayaan laut, hutan, hingga
barang tambang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kini mulai banyak
ditemukan tambang baru di Indonesia. Orang Indonesia akan terkejut dengan
kekayaan alam apa lagi yang akan muncul dari dalam bumi Indonesia ini.
Tapi kenyataannya Indonesia negeri yang kaya raya ini sedari dulu sampai
sekarang tidak pernah terlepas dari cengkeraman dan pengaruh asing. Ini semua
tak terlepas dari peranan para pengelola (pejabat) nya yang rakus, gila
kekuasaan, tamak kekayaan, dll sehingga terus menjerumuskan negeri ini ke level
negeri yang miskin rakyatnya.
Semoga
Allah SWT yang tidak pernah tidur, pemilik sejati dunia dan isinya ini
senantiasa melindungi negeri ini dari kerusakan dan kehancuran utamanya lagi
menjauhkan dari orang-orang tersebut itu sebagai pelaku dibalik kemiskinan
rakyat Indonesia. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.