Senin, 12 Mei 2014

SEKELUMIT TENTANG PANTE BURUNG TANJUNGBALAI

SEKELUMIT TENTANG PANTE BURUNG 





Pante Burung   dahulunya (dibawah tahun 80an) dikenal juga dengan nama Semenanjung. Jalan ke wilayah ini dapat dilalui kenderaan roda empat keatas hanya sampai pangkal jembatan Pante Burung. 
Jembatannya terbuat dari kayu memakai atap seng untuk melindungi lantainya dari hujan dan panas agar tidak mudah lapuk. 




Mulai dari ujung jembatan kita harus melalui jalan setapak tanpa pengerasan dan hanya dilalui pejalan kaki ataupun sepeda menuju daerah peladangan (sawah tadah hujan) disepanjang sisi Sunge Silo dan Sunge Bandar Jopang. Di daerah ini banyak tumbuh pohonan rawa dan pesisir seperti nipah, nibung, pandan, rumbia, aren, asam kalubi, keduduk, halaban, dll. Banyaknya pepohonan liar dan sungai di kanan kiri menyebabkan banyak pula burung-burung aneka jenis seperti punai, tiung, ruwak-ruwak, balam, perkutut, bangau, dll yang bersarang di daerah ini sehingga lama kelamaan terkenal dengan julukan pante burung.



Dahulunya sunge yang melintasi kawasan Pante Burung ini hulunya berasal dari Desa Banjar Teluk Dalam melintasi Sunge Dua Datuk Bandar terus melewati Sijambi masuk ke daerah Jalan Rambutan, lalu melintasi Pante Burung menuju Gang Malaka, Gang Turang dan bermuara ke Sunge Silo.

Pada tahun 70an kebawah sunge kecil ini masih dapat dilalui perahu-perahu kayu nelayan yang banyak bermukim di sepanjang pinggiran sunge ini. Tetapi sekarang hanya dapat dilalui perahu sampai ke Pante Burung ini saja, itupun harus menunggu pada waktu air pasang. 
Dahulu diwaktu pasang airnya dalam dan bersih, dimanfaatkan oleh penduduk sebagai air minum dan MCK. Sekarang ini airnya sudah coklat kehitaman dan berbau. 


Dimasa kecil bersama teman-teman sepermainan (pada saat air pasang) berhanyut-hanyut menggunakan batang pisang dari Sunge Silo memasuki sunge kecil ini melintasi Gang Turang, Gang Malaka, Pante Burung, Jalan Rambutan, Sijambi dan Sunge Dua.


Di kiri kanan tepian sunge ini kala itu masih banyak ditumbuhi bamban dan rerumputan, bila rerumputan ini kami singkap dan balik maka puluhan udang-udang kecil dengan mudah kami dapatkan. Begitu pula bila memancing, waktu itu sangat mudah mendapatkan aneka ragam ikan seperti baung, tilan, kopar-kopar, paitan, sibaro, tapah, dll. 



Pada pertemuan (kuala) sunge kecil ini dengan Sunge Silo (tepatnya di Gang Turang) di dasarnya yang berlumpur dan berpasir bila digaru menggunakan alat ataupun tangan akan mudah didapatkan kepah sunge yang berwarna hijau lumut kehitaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar