Foto
Gedung di Pantai Reklamasi Tanjungbalai; untuk menceritakan bahwa
dahulu pada awal terbentuknya Kerajaan Asahan disini di Ujung Tanjung
pertemuan antara Sungai Silau dan Sungai Asahan terdapat sebuah
balai-balai tempat singgahnya para nelayan maupun sebagai tempat
pertemuan (kongkow-kongkow) para masyarakat pesisir yg berdekatan
Gedung Administrator Pelabuhan Tanjungbalai
Pelabuhan (Boom) Tanjungbalai pada masa penjajahan Belanda
Istana
Sultan Asahan yang telah dirubuhkan pada masa Walikota Ibrahim Gani
(awal 1980an). Istana pada gambar ini telah mengalami dua kali renovasi
(Istana Pertama seberti foto di bawah ini)
Tangkahan Sampan Tambang Cap Go Can
Gedung Serba Guna
Kelenteng
di Pantai Reklamasi dengan pembangunan patung Budha di atasnya
menimbulkan kontroversi dan kemarahan masyarakat Tanjungbalai yang
mayoritas beragama Islam, karena sejak jaman Kerajaan Asahan, jaman
penjajahan Belanda, jaman Awal Kemerdekaan (Soekarno) sampai dengan
Soeharto hal ini tidak dibenarkan
Kantor Walikota Tanjungbalai yang pertama sekali digunakan oleh dr. Sutrisno Hadi, SpOG
Mesjid
Raya Tanjungbalai pada malam hari; Mesjid ini dibangun oleh Kesultanan
Asahan dan disini terdapat makam-makam para keluarga Kesultanan Asahan
Mesjid
SAKSI Jl. S.Parman/Sp. T. Umar) Tanjungbalai; Mesjid ini dibangun dari
swadaya masyarakat serta beberapa orang tokoh masyarakat setempat
seperti H. Aman Sirait.
Alun-alun Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah - Sultan I Asahan (Lapangan Pasir)
Gedung Sejarah Tanjungbalai, terletak di Jalan menuju Air Joman-Asahan (dekat pintu air Asrama Brimob)
RSU dr. Tengku Mansyur
Pajak Kawat diwaktu malam
Pajak Monza
Bank Mega Jl. T. Umar Tanjungbalai
Pusat Jajanan Malam Tanjungbalai (Kotacane/Samping Toko Sony)
Sekolah di belakang Stasiun Kereta Api Tanjungbalai
Tugu Adipura (depan SMPN 1 Tanjungbalai)
Titi Sungai Silo Tanjungbalai
Patembo 70an
Patembo kini
Kota Tanjungbalai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Luas wilayahnya 60,52 km² dan penduduk berjumlah 154.445 jiwa. Kota ini berada di tepi Sungai Asahan, sungai terpanjang di Sumatera Utara. Jarak tempuh dari Medan sekitar 4 jam.
Sebelum Kota Tanjungbalai diperluas dari hanya 199 ha (2km²) menjadi 60,52 km², kota ini pernah menjadi kota terpadat di Asia Tenggara
dengan jumlah penduduk lebih kurang 40.000 orang dengan kepadatan
penduduk lebih kurang 20.000 jiwa per km². Akhirnya Kota Tanjungbalai
diperluas menjadi ± 60 Km² dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 1987, tentang perubahan batas wilayah Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan.
Demografi
Hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Tanjung Balai
berjumlah 154.445 jiwa yang terdiri atas 77.933 jiwa dan 76.512 jiwa
perempuan. Penduduk Kecamatan terbanyak berada di Kecamatan Teluknibung
dengan jumlah penduduk 35.802 jiwa sedangkan yang terendah berada di
Kecamatan Tanjungbalai Utara Dengan jumlah penduduk 15.862 jiwa.
Dan Berikut adalah tabel penduduk Kota Tanjung Balai Per Kecamatan Tahun 2010 :
Nomor | Kecamatan | Penduduk/Jiwa |
1 | Datuk Bandar | 33.797 |
2 | Datuk Bandar Timur | 26.942 |
3 | Tanjungbalai Selatan | 19.330 |
4 | Tanjungbalai Utara | 15.862 |
5 | Sei Tualang Raso | 22.712 |
6 | Teluknibung | 35.802 |
Geografi
Kota Tanjungbalai terletak di antara 2° 58' LU dan 99° 48' BT, dengan
luas wilayah 60,52 km² (6.052 ha), dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Asahan dengan batas-batas sebagai berikut:
Utara | Kecamatan Tanjung Balai |
Selatan | Kecamatan Simpang Empat |
Barat | Kecamatan Simpang Empat |
Timur | Kecamatan Sei Kepayang |
Pandangan Umum
Kota Tanjung Balai terletak di antara 2º58' Lintang Utara dan 99º48'
Bujur Timur. Posisi Kota Tanjung Balai berada di wilayah Pantai Timur
Sumatera Utara pada ketinggian 0-3 m di atas permukaan laut dan kondisi
wilayah relatif datar. Kota Tanjung Balai secara administratif terdiri
dari 6 Kecamatan, 31 Kelurahan. Luas wilayah Kota Tanjung Balai 6.052 Ha
(60,52 km²)
Perbankan
- Bank SUMUT
- Bank Mandiri
- Bank BRI
- Bank BCA
- Bank Muamalat
- Bank BNI
- Bank Danamon
Sejarah
Sejarah perkembangan kota ini sangat berkaitan dengan kehadiran Kesultanan Asahan, sekitar pertengahan abad ke-18, kemudian kerajaan ini dianeksasi oleh pemerintah Hindia-Belanda, menjadi suatu gemeente berdasarkan Besluit Governeur General tanggal 27 Juni 1917 dengan Stbl. no. 284/1917, sebagai akibat dibukanya perkebunan-perkebunan di daerah Sumatera Timur, termasuk daerah Asahan, seperti H.A.P.M., SIPEF, London Sumatera
("Lonsum"), dan lain-lain. Kota Tanjungbalai menjadi kota pelabuhan dan
pintu masuk ke daerah Asahan yang penting artinya bagi lalu-lintas
perdagangan Hindia-Belanda.
Pemerintahan
Walikota
No. | Nama | Masa bakti |
---|---|---|
1 | Dr. Edwarsyah Syamsura | 1956 - 1958 |
2 | Wan Wasmayuddin | 1958 - 1960 |
3 | Zainal Abidin | 1960 - 1965 |
4 | Syaiful Alamsyah | 1965 - 1967 |
5 | Anwar Idris | 1967 - 1970 |
6 | Patuan Naga Nasution | 1970 - 1975 |
7 | H. Bahrum Damanik | 1975 - 1980 |
8 | Drs. H. Ibrahim Gani | 1980 - 1985 |
9 | Ir. H. Marsyal Hutagalung | 1985 - 1990 |
10 | H. Bachta Nizar Lubis, S.H. | 1990 - 1995 |
11 | Drs. H. Abdul Muis Dalimunthe | 1995 - 2000 |
12 | dr. H. Sutrisno Hadi, Sp.O.G. dan Mulkan Sinaga (wakil) | 2000 - 2005 |
13 | dr. H. Sutrisno Hadi, Sp.O.G. dan Drs. H. Thamrin Munthe, M.Hum. (wakil) | 2005 - 2010 |
14 | Drs. H. Thamrin Munthe M.Hum dan Rolel Harahap (wakil) | 2011 - sekarang |
Kecamatan
- Datuk Bandar
- Datuk Bandar Timur
- Sei Tualang Raso
- Tanjungbalai Selatan
- Tanjungbalai Utara
- Teluknibung
Perwakilan
DPRD kota Tanjungbalai 2009-2014 | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Partai | Kursi | |||||||||||
Partai Golkar | 6 | |||||||||||
Partai Demokrat | 4 | |||||||||||
PDI-P | 3 | |||||||||||
PAN | 2 | |||||||||||
PKPB | 2 | |||||||||||
PKB | 2 | |||||||||||
Partai Hanura | 2 | |||||||||||
Partai Patriot | 2 | |||||||||||
Partai Keadilan Sejahtera | 1 | |||||||||||
PPP | 1 | |||||||||||
Total | 25 | |||||||||||
Sumber:[5] |
Penduduk
Tanjungbalai yang dalam sejarahnya menjadi kota perdagangan tidak
diragukan lagi merupakan kota multietnis. Berbagai suku bangsa bercampur
di sini: Melayu 30%, Jawa 35%, Sunda, Batak 20%, Nias dan Tionghoa 15% adalah sebagian dari etnik yang bermukim di kota ini.
Wisata kuliner
Beberapa makanan khas kota Tanjung Balai diantaranya adalah kerang daguk (kerang batu), kerang bulu, ikan asin mayung, ikan teri Medan (Teri Putih), udang asin (udang pukul), belacan (terasi udang), gulai asam, sayur daun ubi tumbuk, sombam ikan, anyang pakis, dan anyang Kepah[6].
Lain-lain
- Setiap akhir tahun, diadakan Pesta Kerang guna memperingati Hari Ulang Tahun Kota Tanjungbalai.
- Kota ini dijuluki "Kota Kerang". (hal ini dikarenakan dulu Kota Tanjungbalai pernah menghasilkan Kerang dalam jumlah yang besar, tetapi beberapa waktu belakangan ini produksi Kerang jauh menurun dikarenakan ekosistim yang tidak mendukung)
- Kota ini memiliki jembatan panjang yang melintasi Sungai Asahan.
- Tanjungbalai pernah menerima Anugerah Adipura sebagai kota terbersih se-Indonesia pada tahun 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar