Selasa, 18 Februari 2014

NASEHAT KAKEK PADA CUCUNYA


Seorang kakek yg telah uzur raut mukanya penuh kerut dengan sinar mata teduh ditingkahi alis mata dan rambut penuh uban, menegaskan pengalaman hidup yg mumpuni dan ilmu yg cukup pula. Dengan jalan tertatih-tatih ditopang tongkat kayu di tangan kanannya datang menghampiri sang cucu yg sedang duduk termenung bertopang dagu di teras rumah tua itu.

Kakek : "Cu, ada apa denganmu? Sudah beberapa hari belakangan ini kakek lihat kau sering bermenung, ada masalah dengan sekolahmu?

Cucu : Oh ...kakek, tidak kek semua baik-baik saja koq.

Kakek : Mungkin dengan ayah ibumu atau adik-adikmu?

Cucu : Juga tidak kek, tak ada masalah dengan mereka, kami baik-baik saja apalagi ibu sungguh sangat sayang dan memperhatikanku, sama seperti kakek yg amat sayang padaku.

Kakek : Jadi kalau begitu mengapa belakangan ini sepulang sekolah kau rajin menyendiri dan banyak bermenung, bahkan makanpun kakek lihat seperti tidak berselera. Tolong sampaikan sama kakek apa yg mengganjal di hatimu, atau cucu mau kakek juga sama-sama tersiksa melihat keadaanmu ini?

Cucu : Jangan kek, cucu tidak bermaksud seperti itu dan tidak menginginkan kakek akan jatuh sakit, kakek sudah tua, kakek harus selalu berbahagia disisa umur kakek.

Kakek : Bila cucu menginginkan kakek seperti itu ceritakanlah apa yg telah berlaku padamu.

Cucu : Hanya masalah hati saja kek atau mungkin juga sekedar egoku.

Kakek : Maksud cucu?

Cucu : Ayah Ibu juga Kakek disamping guru guruku sudah banyak membekaliku dengan ilmu dunia maupun ilmu akhirat guna bekalku dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini.

Kakek : Lalu...

Cucu : Tapi terkadang aku serasa takkan mampu menjaganya, aku rapuh dan tak berdaya dalam keegoanku, aku mau berontak, aku mau berteriak, aku tak rela harus selalu mengalah dan berdiam diri merelakan sesuatu yg harusnya milikku, hakku, ataupun apapun namanya tidak pernah kudapatkan karena aku tidak menuntut itu. Karena kakek pernah bilang, sejatinya kita tidak pernah memiliki, Yg Maha Memiliki adalah Yg Maha Kaya Yg Maha Menguasai apa-apa yg ada di jagat raya ini meliputi seluruh alam dan isinya.

Kakek : Lantas apa yg membuatmu gundah?

Cucu : Perasaan ini kek, jujur setelah sekian lama kupendam dan kutahan namun bagaikan bendungan yg diterjang air bah, sampai kapan ia dapat bertahan?

Kakek : Bertahanlah semampumu, kau sedang mendapat ujian seberapa kokoh bentengmu. Ingat Tuhan tidak akan menguji diluar kemampuan hambanya, kecuali memang iman kita lemah.

Cucu : Itulah dilemanya Kek, disatu sisi cucu ingin bertahan tapi disatu sisi pula cucu ingin Kakek dan seluruh keluarga kita sekali lagi bukan karena cucu semata tapi demi martabat dan kehormatan keluarga kita juga.

Kakek : Ada apa denganmu, koq Kakek sepertinya semakin bingung.

Cucu : Ampun pada Allah dan mohon maaf pada Kakek sebelumnya, apakah cucu harus mengalah padahal tak kalah, apakah harus merendah padahal tak rendah, apakah mesti diam padahal saya mampu bersuara, dan apakah aku tak layak mendapatkan sebuah penghormatan karena aku berusaha menyenangkan dan menghormati orang orang.

Kakek : Isti'far Cu, ikhlas dan mohonlah RidhaNYA, label dunia itu jauh sekali kualitasnya dibanding akhirat.

Cucu : Tapi di sekitar kita masih banyak manusia manusia munafik yg memakai label akhirat untuk mengejar dunianya?

Kakek : Kau mau seperti itu? Jauhi dan hindarkanlah, Rasul sudah mengatakannya sejak dahulu "Di akhir zaman akan muncul orang orang pendusta agama yg menjual agamanya untuk dunianya" demikian seperti dijelaskan Allah SWT dalam Surah Al-Maun. Melalui Surah An-Nash Allah telah menyiratkan adanya syaitan jin dan syaitan manusia yg senantiasa menggoda manusia untuk lalai dan ingkar dari jalanNYA.

Memang kodrat manusia ingin disanjung dan dipuji, tapi yakinkan itu adalah pakaianNYA bukan kita. Makanya tegakkan sholatmu dan perbanyak puja dan puji untukNYA.
Kakek cukup mengenalmu luar dan dalam, Kakek tahu kemampuanmu tapi jangan sekali kali menyombongkan diri karena di atas langit masih ada langit. Ilmu yg engkau miliki hanya sedikit dari izinnya, seperti dijelaskan Allah SWT dalam Surah Al-Qursy.

Manusia meninggi diri dihadapan orang lain karena dia merasa rendah dihadapan yg lainnya, begitu juga menyombongkan kekayaan dan kedudukannya sebenarnya adalah orang yg miskin dan rendah dalam kekerdilan jiwanya. Demikian halnya dengan orang yg sok berkuasa dan berwibawa pada hakekatnya adalah orang orang tertekan di lingkungannya, apakah di rumah tangganya mungkin juga di tempatnya beraktifitas.

Cucu : Tapi Kek siapa yg tahu kalau kita tak menyatakannya, Rasul juga tak dianggap kaum Qurays sebagai utusan Allah pada zaman itu sampai harus ditegakkan dengan jalan syiar dan perang.

Kakek : Itu pengecualian yg diberikan Allah untuk menegakkan Agama Islam sebagai agama penyempurna agama agama Tauhid sebelumnya.

Engkau bukan menegakkan agama tapi lebih kepada ego dan interest sendiri, jadi tidak Kakek izinkan menggunakan cara cara yg tidak benar dan kekerasan apalagi menggunakan ilmu bela diri yg sudah Kakek turunkan sepenuhnya padamu. Sekali lagi jangan pernah!!

Biarlah hanya Tuhan dan engkau sendiri yg tahu bahwa kau mampu dan lebih dari yg lain, biarlah pengakuan itu hanya ada di hati mereka mereka yg tahu, tak perlu diungkapkan. Mungkin itu yg lebih baik dalam membina hubungan sesama manusia (hablum minan nash) setelah baiknya hablum minallah mu, karena seorang ahli ibadahpun tidak akan menghirup aroma syurga bila hubungan sesama manusianya rusak, begitu juga dengan pemeluk agama lain.

Jangan berkampanye karena kau bukan Caleg (berkelakar)

Cucu : Insha Allah Kek akan cucu jaga amanahmu. Mari kita sholat sudah azhan Ashar Kek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar